modifikasi mesin diesel

Teknologi pasukan bahan bakar common rail pada mobil turbo diesel melahirkan fenomena baru bagi para pencinta mobil yaitu adanya cara yang tidak terbatas untuk modifikasi mesin diesel. Tidak hanya mesin bensin yang selama ini dapat dibuat kencang, mesin diesel sekarang juga tidak mau kalah untuk dimodifakasi lebih lanjut. Upgrade yang bisa dilakukan tidak dapat dipandang sebelah mata, sama persis dengan membuat kencang mesin bensin. Mulai dari modifikasi rumah keong dengan ukuran lebih besar, upgrade ECU, turbo intercooler hingga water methanol injection. 

Peningkatan performa dapat lebih ekstrem, mulai dari 250 hingga 550 DK (daya kuda) dengan berbekal perangkat keras dan software yang pas dan sesuai dengan kebutuhan, tenaga sebesar itu sudah bukan mimpi lagi dan hebatnya mobil dengan tenaga sebesar itu masih bisa untuk dipakai harian. Rekor saat ini untuk mobil diesel adalah 9,4 detik untuk lintasan 402 meter. 

Modifikasi diesel common rail diesel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu low boost turbocharger dan high boost turbocharger, dimana masing-masing modifikasi memiliki karakteristik tersendiri. Pada low boost masih banyak mengandalkan komponen bawaan pabrik dan terbatas di dalam menghasilkan tenaga maksimal sedangkan pada high boost banyak mengadopsi perangkat aftermarket demi tercapainya peak power yang ekstrem.

Modifikasi Mesin Diesel Toyota :

1. Low Boost Turbocharger

Upgrade untuk mesin diesel ini masih tergolong sederhana. Turbo low boost dapat dikatakan memodikasi turbo pada range 0,5 bar hingga 1,4 bar. Dan untuk mobil diesel toyota Innova, Toyota Fortuner dan Toyota Hilux memiliki kisaran settingan turbo di angka tersebut. 

Pilihan pertama bisa dengan memaksimalkan kerja mesin aslinya dan tentu saja piggyback menjadi pilihan pertama yang paling ekonomis. Fungsi piggyback adalah untuk membaca posisi kevakuman mesin sampai turbo mencapai boost maksimal, selain itu untuk memanipulasi data debit injektor yang bakal disemprot dan memutus boost cut sensor. 

Modifikasi Mesin diesel yang sudah dilengkapi turbo relatif lebih mudah untuk dilakukan upgrade ketimbang mesin bensin, hanya dengan memaksimalkan piggyback dan module control turbo maka kerja turbo dapat dimaksimalkan hingga 2 bar. Untuk Toyota Fortuner dapat diperkirakan mencapai kenaikan tenaga sebesar 15-18 dk hanya dengan kenaikan 0,1 bar turbo tetapi dengan catatan melalui program safe tunning alias tidak terlalu ekstrem. 

Setelah itu, kita dapat mencoba memasang intercooler dan biayanya sangat tergantung pada turbo yang bakal terpasang. Fungsi intercooler adalah untuk mendinginkan udara yang dipampatkan karena mobil diesel sangat tergantung pada sirkulasi udara di dalam mobil ( beda dengan mobil bensin ) dan untuk mobil bertansmisi otomatis, sebaiknya juga memasang automatic cooler karena beban transmisi juga bertambah.

Pemasangan intercooler dan turbo baru sudah pasti harus membuat pipa-pipa penyalur udara yang baru. Kita dapat memilih menggunakan stainless steel ( kisaran biaya di angka 1,5 - 2,5 juta ) atau menggunakan bahan alumunium ( kisaran biaya di angka 3 -5 juta )

Perubahan di atas dijamin membuat tenaga mesin mobil diesel lebih bertenaga yang berimbas pada pemakaian bahan bakar. Karena ketika tenaga mesin semakin besar maka asupan bahan bakar lebih banyak dan dapat diakali dengan memasang injektor tambahan pada intake atau dapat mengganti injektor dengan debit yang lebih besar. Kunci pemakaian turbo sendiri adalah kualitas bahan bakar, gunakan solar yang bermutu bagus agar kerja turbo dapat maksimal dan jangan lupa sering-sering melakukan penggantian filter solar.

Biaya untuk menggupgrade mobil diesel dengan aliran low boost sendiri tidak dapat dipandang sebelah mata yaitu sekitar 13 - 18 juta secara keseluruhan tetapi tenaga mobil diesel kita tidak lagi sama dengan tenaga mesin diesel pabrikan yang tentunya dapat membuat anda merasa lebih nyaman sebagai pengendara.

2. High Boost Turbocharger

Modifikasi ini dapat digolongkan cukup ekstreem karena mobil diesel kita tidak lagi menggunakan perangkat bawaan pabrik. Tenang saja, kita tidak akan mengganti keseluruhan spare part, kita tetap menggunakan spare part original atau bawaan pabrik untuk bagian dalam mesin ( istilahnya : jeroan mesin )

Penggantian yang paling sering dilakukan dan paling utama adalah penggantian rumah keong turbo. Bila tadinya perbandingan udara ( air ratio ) standart hanya dibatasi 0.4 kini harus mengusung 0.7 dengan bodi turbo besar agar boost bisa mencapai 2,5 - 3 bar. Penggantian rumah keong turbo sangat bergantung pada turbo yang dipakai, rumah keong hanya menyesuaikannya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Setelah itu pemakaian turbo intercooler alumunium sebagai pendingin udara turbo dan piping customized juga merupakan hukum yang wajib untuk perubahan ekstrem ini. Setelah 2 bagian utama ini dipasang maka tinggal menyesuaikan dengan peak power yang diinginkan. Down pipe orisinal yang lazim berisi catalytic converter dibuang dan diganti dengan versi polos berbahan stainless steel dan ini dimaksudkan untuk melancarkan gas buang sehingga perputaran turbin bisa maksimal. 

Piggyback dan SCV ( Suction Control Value ) sudah harus diganti ke versi aftermarket seperti merek ECU-Shop, Dastek Unichip. Hal ini disebabkan karena pasokan bahan bakar solar yang dibutuhkan tidak lagi terpenuhi jika mengandalkan ECU standart, bahkan pada beberapa mobil diesel yang dimodifikasi secara ekstrem ini mengganti ECU standart dengan ECU Stand Alone alias ECU aftermarketnya.

Alat pendukung lainnya yang membutuhkan perhatian adalah Fuel Pressure Regulator harus berkemampuan tinggi dan fully adjustable serta pompa solar yang berkemampuan tinggi dan tentu saja Water Methanol Injection sudah wajib terpasang untuk mobil diesel ini.

Biaya yang dihabiskan untuk memodifikasi mobil diesel ini juga tidak main-main, dapat mencapai kisaran 50-75 juta dan biaya tersebut belum tentu fixed karena biasanya ada beberapa komponen yang harus trial ad error untuk mencapai hasil maksimal

Apakah anda berani untuk memodifikasi mobil Toyota Diesel anda lebih kencang dan bertenaga ?