Semakin banyaknya mobil yang beredar sekarang ini, tentu saja semakin banyak teknologi yang ikut ditonjolkan, salah satunya adalah transimisi otomatis pada sebuah mobil. Transimisi otomatis sudah menjadi pilihan wajib untuk kota besar seperti Jakarta, kalau tidak ingin tenaga kaki terbuang percuma alias capek untuk menginjak pedal kopling. Bagaimana perkembangan transmisi matic / otomatis itu sendiri ?
Bahkan kini, sekedar mobil otomatis juga tidak lagi menarik calon konsumen. Butuh inovasi dan jaminan kalau transmisi yang digunakan mempunyai daya tahan tinggi dengan perpindahan gigi yang smooth / halus dan tentunya semakin presisi ketika dibawa jalan. Selain itu, ukuran mobil yang tidak terlalu besar juga mendapatkan point tersendiri untuk mobil-mobil matic di Jakarta karena semakin padatnya jalanan ibukota dan susahnya mencari lahan parkir.
Perkembangan Transmisi mobil matic / otomatis
1. Matic Konvensional
Girbok matic konvensional |
Transmisi ini juga dilengkapi dengan fitur kick down, tujuannya memindahkan gigi ke lebih rendah untuk mencari akselerasi yang lebih cepat. Pada model lama, fitur ini menggunakan kabel. Jadi, ketika pedal gas diinjak sampai habis, rasanya akan seperti pindah ke gigi yang lebih rendah dan putaran mesin juga meningkat.
Dan demi keamanan, tuas transmisi otomatis dirancang untuk tidak akan bisa masuk ke gigi mundur, kecuali sambi menekan sebuah tombol. Tapi tetap saja, biasanya tidak akan bisa masuk ke gigi mundur apabila kendaraan masih dalam keadaan berjalan. Apabila kita paksa masuk, transmisi akan loss dan terasa seperti masuk ke posisi netral, untuk mencegah kerusakan pada gigi-gigi di dalam girbok.
2. Matic Elektronik
Girbok Matic Elektronik |
Enaknya menggunakan elektronik, seandainya ada bagian spare part yang rusak maka modul akan memerintahkan gigi tetap di posisi 3. Jadi mobil sebenarnya masih bisa dipakai sampai bengkel terdekat, hanya saja akan terasa tenaga kurang di putaran awal. Prinsipnya sama seperti menjalankan mobil dari keadaan diam tetapi langsung masuk ke gigi 3.
Perpindahan antargigi yang dulu hanya mengandalkan tekanan oli, sekarang sistem komputer ikut mengaturnya. Jadi, kita sebagai pengemudi memegang peranan penting ketika memindahkan posisi gigi. Paling gampang, tinggal melihat pada tuas transmisi, biasanya ada posisi untuk menaikkan atau menurunkan gigi. Bahkan, tidak hanya dengan memainkan tuas, perpindahan gigi biasanya dapat dilakukan dengan tuas kecil di balik setir / paddle shift seperti mobil-mobil di ajang F1.
3. Automated Manual Transmission
Girbox ATM |
Jadi,
kalau dalam transmisi manual, sang pengemudi perlu menginjak pedal
kopling sebelum memindahkan posisi gigi, di AMT, kopling akan digerakkan
oleh motor elektronik. Maka dari itu, efek jeda ketika perpindahan gigi
biasanya lebih terasa. Teknologi yang diiturunkan dari matic elektronik ini mengalami sedikit modifikasi untuk digunakan pada beberapa mobil manual yang ingin merubahnya menjadi matic seperti menggunakan shiftronic, streptonic, tiptonic, dll.
4. CVT ( Continuously Variable Transmission )
Girbox CVT |
Awal mula, CVT digunakan untuk kendaraan kecil sepert small hatchback yang juga memakai mesin berkapasitas mungil. Tapi belakangan, bukan tidak mungkin lagi terpasang pada kendaraan berkapasitas mesin besar hingga 3.500cc. Keuntungan penggerak model ini adalah tidak ada lagi yang dinamakan slip kopling sebab perpindahan puli tergantung pada putaran mesin.
Pada transmisi otomatis model lama, ketika gigi berpindah ke lebih tinggi maka akan terasa putaran mesin seperti drop. Nah, karena pada CVT pergerakan tersebut berdasarkan diameter puli, maka tidak akan ada lagi penurunan putaran mesin. Maka dari itu, Honda Jazz generasi awal memproklamir memiliki perpindahan gigi sampai 7 speed padahal sebenarnya tidak ada gigi yang berpindah.
Perkembangan teknologi sistem CVT sampai menggunakan belt yang terbuat dari baja demi usia pakai dan tidak mudah rusak dibandingkan dengan menggunakan belt biasa. Maka belt CVT juga bisa aus karena bergesakan dengan puli. Karena pengembangan yang belum terlalu sempurna, maka dari itu Honda Jazz baru kembali menggunakan transmisi otomatis konvensional yang menggunakan gigi.
5. Dual Clutch Gearbox
Girbok matic DSG |
Secara struktur, DSG mengandalkan dua buah as transmisi seperti girbok manual, yang masing-masing bertugas untuk mengendalikan barisan gigi genap dan ganjil. Dua buah as ini akan berputar bareng seiring putaran mesin. Hanya saja di dalam rumah transmisi masing-masing as akan memutar gigi genap atau ganjil.
Begitu masuk gigi 1 dan pengemudi ingin pindah ke gigi 2 maka sebuah kopling akan bersiap memasukkan as gigi2 pada tempatnya. Jadi, ketika kopling gigi 1 melepas seluruh rangkaian maka gigi 2 sudah langsung bertugas menggantikan. Maka dari itu, tidak ada lagi efek putaran mesin drop ketika mengendari mobil dengan menggunakan transmisi DSG.
Setelah mengetahui perkembangan transmisi matic yang beredar di pasaran, kita tentu jadi mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari mobil matic yang ditawarkan dan dapat mengira-mengira apakah harga yang dibandrol untuk mobil tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Semoga membantu
Ridwan SB
Setelah mengetahui perkembangan transmisi matic yang beredar di pasaran, kita tentu jadi mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari mobil matic yang ditawarkan dan dapat mengira-mengira apakah harga yang dibandrol untuk mobil tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Semoga membantu
Ridwan SB
3 comments:
Terimakasih infonya, sangat membantu untuk menambah pengetahuan,
Good info
Matic Car Bali - Mobil Bersih & Terawat
Kami memberikan harga special untuk setiap mobil yang anda sewa dengan kondisi yang terbaik untuk transmisi otomatis atau manual sesuai dengan kebutuhan anda. kami juga menawarkan Gratis antar-jemput ke Bandara Ngurah Rai atau Hotel tempat anda menginap.
Hubungi Kami : https://maticcarbali.com/
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komen atau pertanyaan sebagai bukti anda adalah pengendara yang baik dan budiman
-- Jangan biarkan tabrak lari terjadi di tempat ini --